“perasaan”
kamu, aku
telah lama mengenalmu
sejak
beberapa tahun yang berlalu
sempat
tak bisa saling bertemu
hanya
berkabar lewat aksara semu
kita
sepakat saling menjumpai
hingga
rindu merekah di hati
dan
muncul rasa ingin memiliki
namun ego
enggan mengakui
beberapa
kali kau bertanya
pertanyaan
yang tidak biasanya
pertanyaan
perihal hati dan cinta
membuat
ego paham perihal rasa
pelan-pelan
engkaupun tunjukkan
dan ego
membuat penyambutan
kini hati
telah saling bertambatan
mencipta
kenangan dalam ingatan
Naya
Prasenja
“blenggu, menggebu”
kini bumi
terbelenggu
membelenggu
kaku membisu
sementara
kita tak kunjung temu
sementara
rindu kian menggebu
Naya
Prasenja
Agustus
2020
“sayang”
sajakku,
senandungmu
dan irama
nya menyatu
melantunkan
nyanyian rindu
menyambut
aku dan kamu
untuk
saling sapa dan temu
dalam
hening doa kupanjatkan
semoga
kita tetap dalam kebaikan
tetap
berusaha untuk perjuangan
agar
segera dipertemukan
dan dijauhkan
dari kerenggangan
sering
kuucap dalam doa panjang
semoga
kita bisa saling pinang
dan
berlanjut untuk saling sayang
tetap
jaga tanpa saling buang
begitulah
doaku saying
Naya
Prasenja
Juli 2020
“hanya mencinta”
aku mengenalmu
saat belia kala itu
mungkin, kau mengenalku
saat masih belia itu
namun, sayangnya
saat kita telah dewasa
kita sudah tak saling sapa
kenangan belia hanya lewat
saja
kau tahu, pekarya
diam-diam aku jatuh cinta
cinta belia yg masih ku
jaga
namun kini kita tak sama
dan kini yang hanya kubisa
menikmati karyamu saja
serta hatiku hanya bisa
mencinta
tanpa milikimu, sejiwa
seraga
Naya Prasenja
Juli 2020
“aminkan
ya”
satu dua undangan datang
menyapa
saat aku berada di rumah
sana
ingin sebenarnya ku
abaikan saja
karena membacanya
hanya membuatku senyum memaksa
bukannya aku tak rela
toh aku juga tidak kenal mereka
aku hanya merasa menjadi
tergesa
karena ingin seperti
mereka
sering orang lain bertanya
perihal ini
kamu kapan buat undangan
seperti ini
jawab sungkanku dari hati
jawaban penghibur hati
doakan saja secepatnya
nanti
setelah mereka
menyelesaikan resepsi
yang pasti akan kubalas
undangan ini nanti
secepatnya saat hati sudah
terpatri
dan jawaban lainnya lagi
tapi tetap doakan saja aku
semoga secepatnya aku
berlabu
kepada hati yang bisa
memahamiku
dan semoga dia mengabulkan
mauku
doakan saja yang terbaik
buatku
Naya
Prasenja
Juli 2020
“hanya
mengagumi”
hai kamu,
apa kabarnya
sudah
lama tak menyapa
bahkan
kau terlihat tak berkarya
semoga
kau tak apa apa
ingat kau
tak sendiri
ada aku
yang masih mengagumi
semoga
kau segera kembali
meramaikan
karyamu diberandaku ini
aku
mengenalmu
tanpa kau
mengenalku
aku
mengagumimu
tanpa kau
mengagumiku
namun
menunggu karyamu
seolah
kau mengenalku
dan
menikmati karyamu
itu sama
halnya kau memahamiku
Naya
Prasenja
Juli 2020
“perihal
hati”
aku
tak bercerita perihal hati
kepada
siapapun lagi
perihal
kesempurnaan hati
mengapa
aku begini
karna
bercerita aku kehilangan dia
karna
bercerita aku mengecewakannya
dan karna
bercerita tentangnya
kecewa
akan menjadi akrab saja
mauku,
dia baik-baik saja
akupun
tetap baik-baik saja
jika
kesempatan ada, semoga
aku dan
dia tidak saling kecewa
Naya
Prasenja
Juli 2020
“hai jogja”
kepadamu aku jatuh dan mencinta
di tempatmu aku merindukan senja
bawalah aku kesana
walau hanya sesaat saja
dan aku ingin secepatnya
jogja yang berdekatan dengan solo
boleh aku menjejaki molioboro?
mendengar wargamu berbicara dengan huruf o
ora popo, ojo lungo lungo, iki piro?
indah penuh kandungan honocoroko
jogja, jika aku tak bisa
membuat kotamu jatuh mencinta
maka buatlah satu dari jutaan pria disana
terjatuh dan mencinta
dan aku menjadi tersebab jatuh cintanya
Naya Prasenja
Juli 2020
“ucap setia”
biarkan
aku mengenalmu
mengenal segala
baikmu
pun
mengenal segala burukmu
karna
akupun membiarkanmu
mengenalku
seperti itu
sebelum
ucap setia nanti
biarkan
kita memantapkan hati
tak usah
paksa mengakui
karna
sesungguhnya yang mengerti
hanya
aku, kamu dan hati
Naya
Prasenja
Juli 2020
“juli”
selamat pagi, juli
mataharimu mulai meninggi
tapi mungkin di lain sisi
mataharimu tak menyapa
pagi
tapi itu bukan urusanku
lagi
urusanku cukup memperbaik
hati
juli, aku mau berkata
tak perlu dijawab ya
cukup dengarkan saja
tak perlu juga bersuara
juli, kau datang ditahun
yang baru
pun dengan suasana baru
tapi anganku tidak baru
masih dengan angan semu
juli, sampaikan padanya
betapa aku merindunya
berharap segera bersua
untuk saling ucap janji
setia
sampaikan ya
Naya
Prasenja
Juli 2020
“hari
ini”
kini
haripun menjadi senja
kerlap
kerlip cahayanya
menelisik
melalui sela jendela
bagaimana
melalui harinya?
semoga
hari ini terlalui
tanpa
sendu sepanjang hari
semoga
hari ini terlewati
penuh
dengan riang hati
Naya
Prasenja
Agustus
2020
“mau?”
hai, mari
duduk disini
ku
ceritakan sebuah pagi
tanpa
perlu ditemani kopi
mau kau
terima tawaran ini?
mungkin
ceritanya terdengar biasa
namun sipembuat
cerita luar biasa
dia
mencinta untuk setia
tanpa
bertanya apa, bagaimana
mau kau mendengarkannya?
mendengar
kelanjutan ceritanya
jika
memang mau dan sedia
ku tunggu
kau di ujung senja
Naya
Prasenja
Juli 2020
“ajari”
aku
mengenalmu
melalui
karya hebatmu
hingga
muncul sikap mengagumimu
namun kau
tak mengenalku
tak pula
mengenal karyaku
maka
kaupun tak akan mengamumiku
ingin aku
bersua
hanya
sekedar menyapa
walau kau
tak merasa ku sapa
inginku
mengagumimu lebih dekat dari biasanya
membicarakan
satu dua karya
karyamu
yang penuh cerita luar biasa
ajari aku
tentang hal ini
karya-karya
yang kau miliki
biarkan
karyamu dan aku sehati
Naya
Prasenja
Juli 2020
“temaninya”
mauku
dirinya
mauku
selalu temaninya
disampingnya
merangkulnya
temani segala suka dukanya
hai calon imamku
kuiingin jadi makmummu
temanimu dalam ibadahmu
aminkan segala doa harapmu
hai pemilik segala isi
dunia
buatku selalu temaninya
aku tak mau selamanya
cukup sampai ujung usia
“sendiri”
disaat
diri menyendiri
aku hanya
bertema sepi
banyak
hal berkelebat dalam hati
saling
silang untuk difikirkan lagi
kini, aku
mau kamu ada disini
temani
aku, agar tak sendiri
namun
mungkin itu hanya ilusi
yang
berlanjut menjadi imajinasi
kamu
sudah sedang sibuk lagi
mengabaiku
tanpa paham hati ini
yang
sudah menjadi asing kembali
dan
saatnya, melupakanmu dari hati
“tempatnya”
kawan, tempatku menjadi perasa
kluarga, tempatku menjadi manja
dia, tempatku menjadi cinta
dan ketika sendiri
tempatku mengenal sepi
terus memahami hati
agar tetap meperbaiki diri
Naya Prasenja
Juli 2020
“aku”
aku bukan penikmat drama Korea
aku hanya pecinta klasik India
aku bukanlah seorang pujangga
yang hidupnya gemar berkelana
aku bukan pembuat karya
aku hanyalah pecinta senja
aku ingin mengenal ragam sastra
ragam sastra tercipta penuh makna
aku tak butuh bual semata
karna buatku cukup tindak setia
aku tak ingin melulu urus dunia
karna sungguh dunia akhir binasa
Naya Prasenja
Juli 2020