Monday, September 7, 2020

Kumpulan Puisi Cinta Dimas Indiana Senja

0 comments

Pada kesempatan kali ini saya akan memberikan puisi-puisi cinta karya Dimas Indiana Senja. Puisi-puisi berikut tercipta antara tahun 2012-2018. Puisi-puisi berikut bisa kalian temukan dalam postingan instagram dimas_indiana_senja.

Menurut saya puisi Mas Dimas ini menggabarkan perjuangan pecinta. Dimana pecinta berjuang untuk menyampaikan rasa cintanya, perasaan rindu hingga persaan keraguan dan perpisahan yang mengakibatkan luka.

Dalam karyanya juga Mas Dimas sering menggunakan bahasa-bahasa keseharian, yang dimana bahasa tersebut mudah dimengerti oleh para pembaca. Namun tak jarang juga menggunakan bahasa kiasan yang sangat indah, dan membuat para pembaca berfikir puisi tersebut bercerita tentang apa.

Dari puisi-puisi berikut juga bisa diambil hikmahnya. Pada dasarnya segala jenis perasaan itu tidak bisa menjamin selamanya. Apalagi perasaan manusia, perasaan manusia itu mudah sekali berubah. Mungkin sekarang menggebu untuk memperjuangkan cinta, menggebu untuk membalas rindu namun sedikit pasrah karena tak kunjung saling bertemu. Kemudain mengarah kepada perpisahan yang mengakibatkan luka menganga menjadi sedih dan sendu.

Perasaan cinta khususnya akan terbukti dengan kesetiaan apabila manusia merawat cintanya sedari muda hingga tua, sedari biasa menjadi luar biasa dan sedari bersama hingga jiwa terpisah dari raga.

Cinta hanya perasaan yang dispesialkan

Dan rindu pendukung rasa yang menyesakkan

Kemudian perpisahan akan menjadi akibat terciptanya luka

Luka dalam keabadian akan berakibat dendam tak berkesudahan

 

mencintaimu

mencintaimu tak pernah usai

usia rintik dan rintih yang jatuh

jatuh dari pelukan langit

pertemukan basah dan pasrah

semetara rindu adalah dingin

bertaburan juga bertebaran

di balik bilik paling palung

gigil dan gigih pelukan

perlu kita rasakan dan rayakan

(dimas indiana senja, 2017)

 


kharakat cinta

yah, aku mafhum betapa idhar rindumu menjerit

seperti yang kau pesankan lewat semilir angin

selepas hujan menelanjangi tubuhnya

menjadi serupa embun

lalau bayanganmu menjelma ikhfa

menyamar ingatan paling dalam

dan suaramu yang idghom, mendengungkan

penantian yang terus saja berdentuman

hatiku gigil mengeja kharakat cinta

yang tergaris dalam wajah semesta

dan kau, selalu saja bertanya

“apakah cintamu padaku sebatas saktah?”

kekasih, telah kunadhomkan keresahan hati ini

kepada alamat hatimu

bahwa debar jantungku

terwaqofkan di dadamu.

(dimas indiana senja, 2012)

 


ekstase rindu

basmalahku dan fatihahmu bertemu,

lahirlah washilah rindu

cinta kita tarian rumi,

rindu kita peleburan diri

kau alifku, aku lammu,

bibir semesta bertemu,

mim cinta menyatu

segala debar menjelma mawar,

segala kobar hilang bakar,

alhalaj mengaji, jenar mengapsahi

cinta kita tarian rumi

langit bumi jadi saksi.

basmalahku dan fatihahmu bertemu,

kita pulang pada alastu.

(dimas indiana senja, 2015)



cinta piatu

malam rebah di matamu

ingatan perlahan redup

degup waktu melempariku

kenangan pengap dan pilu

aku ingin istirah, katamu

aku persiapkan pundak

tempat kamu menumpahkan

rasa kecewa pada jarak

yang memisahkan raga

hingga rindu beranak-pinak

kita bersepakat dalam diam

memendam luka dan dendam

sementara langit kelabu

sementara cinta piatu

(dimas indiana senja, 2018)

 


sebab adamu

dan langit telap gelap

genap membawaku pada

malam yang asing dan bising

kulihat matamu berbinar

bersinar terang dan tenang

seperti rumah tempatku berpulang

rindu tak bisa ditangkis

ditangisi, diratapi, atau dihindari

sebab adamu adalah cinta itu sendiri

(dimas indiana senja, 2017)

 



seumpama

seumpama taka da sakit,

tak ada alasan untuk kita bangkit.

seumpama taka da rindu,

tak ada alasan untuk kita bertemu.

seumpana taka da sepi,

tak ada alasan untuk kita berbagi.

seumpama taka da kamu,

seutuh aku akan sakit

disayat rindu ditikam sepi

(dimas indiana senja, 2018)

 



penerimaan

mencintaimu aku terlukai

merindumu aku terkulai

sepi menikam hari-hari

yang panjang tanpamu

waktu tiba-tiba berhenti

menyisakan ingatan pilu

aku akan tetap ada, katamu

sebab dekap tak harus dekat

sebab rindu tak harus temu

sementara aku memilih

memeluk sunyi, merintih

penerimaan paling perih.

(dimas indiana senja, 2018)

 


 

pledoi rindu

kita adalah cinta yang tepat

di waktu yang sedikit terlambat

tak perlu sedu sedan

mencintai tak perlu sepadan

antara rindu dan pertemuan

juga jarak dan kepastian

cinta adalah perjalanan

panjang dan melelahkan

bukan sekadar butuh semangat

melainkan doa tulus dan hangat

di kejauhan aku memelukmu

di kesepian kau mengingatku

rindu tak melulu bertemu

hati kita sudah saling menyatu

(dimas indiana senja, 2018)

 



perpisahan sementara

dan kita berpisah di stasiun ini

bersama lengking kereta yang panjang dan pilu

di lengkung alismu kulihat langit begitu sendu

kamu memilih menjadi bangku tunggu

aku menjelma peron tempat suka dan duka bertemu

sebab kedatangan dan kepulangan

hanya persoalan waktu dan keyakinan

mencintai

adalah memesan tiket menuju kerinduan

perpisahan

adalah bahasa lain dari kepasrahan

kelak, jika almanak berpihak

kita lanjutkan kisah dan jejak

pada lambaian tangan dan pelukan

yang pelan dan mengharukan

(dimas indiana senja, 2018)

 



riwayat luka

sebermula adalah luka

duka selalu ganjil

dalam penerimaan

paling musykil

disini aku mendoakanmu

disana kau menduakanku

mencari-cari pembenaran

mencuri-curi kebenaran

dari pernyataan temu

menjelma pertanyaan semu

segalanya telah terhapuskan

terhanguskan oleh bara

lara yang sebenarnya

tak pernah kita inginkan

(dimas indiana senja, 2018)

 



upacara melupakan

kepada waktu yang memisahkan

kepada rindu yang menyakitkan

mencintaimu adalah usaha bunuh diri

paling menakjubkan

melupakanmu adalah kegagalan

yang kuulang-ulang

dengan puisi ini kumulai

upacara menghapus kenangan

dan segala kepura-puraan

(dimas indiana senja, 2018)

 



kenangan

aku ingin belajar melupakan

melupakan segala yang terendap

terendam dalam kenangan

agar tak lagi ada sesal

sesak yang timbul

dan rimbun dalam ingatan

tentang janji yang belum tuntas

tunas-tunas harapan yang dulu

kau siram dengan rindu dan sendu

(dimas indiana senja, 2017)

 



disini aku sabar

di sana kau sadar

cinta kita membunuh malam

rindu kita membunuh kelam

saling doa dalam diam

saling pandang dalam pejam

aku datang dengan nawaitu

kelak pulang dengan qabiltu

(dimas indiana senja, 2015)

 



logarasa

jika kamu adlah cinta

masih pentingkah puisi dan doa?

jika aku adlaah luka,

masih perlukah tanya dan air mata?

jika kamu adalah aku,

seluka itukah cinta?

(dimas indiana senja, 2015)

 



hujan bulan november

seperti hujan kau hujam

aku dengan pernyataan

pertanyaan tentang waktu

dingin dan ingin mengekalkan

pertemuan pertempuran

antara basah dan resah

di atas jalanan jalinan

kasih menguap mengucap

kesediaan juga kesetiaan

(dimas indiana senja, 2017)

 

 


lovember

ke mana aku musti

cerita dan ceriakan

hari indah bersamamu?

nun di sebalik sebaik

sikapmu dan siapmu

ada cinta cita kau-aku

kelak kita tanam taman

tak bernama, bersama

arungi arus waktu

(dimas indiana senja, 2017)

 


 

movember

ini kali kesepian kesekian

aku dikalahkan perasaan

perasaan yang terbuang

luka dan liku jalan

sepanjang menunggu

malam penantian dan penentuan

janji yang diabaikan dan

diabadikan airmata

mataair nestapa

(dimas indana senja, 2017)



 

No comments:

Post a Comment