Review Novel Si
Anak Cahaya by Tere Liye
“Nama kau Nurmas, itu nama yang indah sekali. Nur itu cahaya, mas atau emas itu logam
mulia yang berharga. Aku harap, suatu saat cahaya dan kemuliaan kau akan
menyatu, berkilauan.”
***
Buku ini tentang Nurmas, si anak cahaya yang memiliki
petualangan masa kecil yang penuh keceriaan
dan menakjubkan. Apa yang sebenarnya
dilakukan Nurmas hingga penduduk
seluruh kampong selalu mengingat
kejadian yang membuatnya resmi
dipanggil si anak cahaya?
Di novel kali ini penulis menyajikannya dengan bahasa
yang sangat mudah. Di novel-novelnya yang sudah saya baca, Bang Tere ini selalu
menulis dengan bahasa-bahasa yang mudah dimengerti. Kecuali satu novelnya yang
harus saya baca berkali-kali, baru saya paham pertanyaan dan jawabannya yaitu
novel Rembulan Tenggelam di Wajahmu.
Oke, kita balik lagi ke Si Anak Cahaya, novel ini bisa dibaca dikalangan remaja U13+. Dengan
bahasa yang mudah dimengerti dan juga cerita khas remaja. Namun dengan latar
belakang yang sangat berbeda sekali dengan cerita kalangan remaja pada saat
ini.
Disini, tokoh utamannya adalah Nurmas, gadis remaja
yang hidup di tahun awal-awal kemerdekaan Indonesia. Nurmas hidup hidup di
pedalam dan belajar di Sekolah Rakyat. Nurmas melewati masa remaja yang sangat
menarik bersama teman-temannya. Tentu saja Nurmas mempunyai teman yang
menyebalkan. Nurmas menyebutnya S si S yang menyebalkan, namun pada akhirnya si
S menjadi bagian hidup Nurmas dan kelurganya.
Pada masa awal-awal kemerdekaan Indonesia, hidup
masyarakat di pedalam tidaklah indah. Masih banyak yang harus dibenah. Hal itu
dirasakan keluarga Nurmas, orang tua Nurmas adalah pendatang di kampong itu, kampong
itu adalah kampong kelahiran Bapak Nurmas. Orang tua Nurmas memutuskan pindah
ke kampong karena Bapak dan Ibu Nurmas difitnah oleh Dulikas, memberontak dan
akan ditangkap oleh tentara Jepang.
Dulikas adalah seorang paham komunis yang dulu
bersahabat dengan Bapak Nurmas, Yahid. Dulikas menganggap Yahid mengkhianatinya.
Dulkias menganggap karena Yahidlah dia diasingkan dan anak istrinya meninggal. Bertahun-tahun
berlalu ternyata Dulikas masih menyimpan dendam terhadap Yahid. Hingga akhirnya
Dulikas mencari keberadaan Yahid dan menemukannya di kampung tersebut.
Kedatanagn Dulikas dan pasukannya menuju kampong itu,
membuat cerita yang tidak pernah dilupakan oleh warga kampung. Kejadian yang
menjadikan Nurmas resmi menyandang status Si Anak Cahaya. Nurmas dan adiknya
Unus berjuang melawan ketakutan malam hari, berjalan di pedalaman yang penuh
bahaya.
Di lain kisah di atas, ada banyak kisah Nurmas yang
penuh keceriaan, harapan dan cita-cita masa depan. Cita-cita yang seharusnya
dijadikan pelajaran oleh remaja pada masa sekarang. Kisah Nurmas terlalu banyak
perjuangan namun dia tak pandai berputus asa, namun dia tetap menrajut hingga
menggapai asanya menjadi Si Anak Cahaya.